Archive for category My Journey

Bumi Djembar Wigati

Ah rasanya begitu merasa bersalahnya aku ketika judul diatas mulai Aku tulis. Ketika kakaknya lahir dengan segera aku luapkan rasa gembira itu dalam tulisan. Namun sang Adik mesti menunggu hampir setaun ketika Aku baru menyempatkan diri untuk menuliskan tentangnya.

bumi djembar wigatiSang Adik lahir tatkala keresahan sedang melanda. Aku harus bagaimana? menjadi jobless ada lah sesuatu yang tak mengenakkan. Ada tawaran untuk memperpanjang masa jabatan namun segera Aku tolak. Ingin memulai yang baru ketika mereka bertanya. Padahal seperti apa yang baru belum muncul dalam benakku.

Tibalah Kelahiran perempuan cantik mungil dalam kehidupan ku, dari rahim isriku tercinta. Di hari Sabtu 29 Maret 2014. Sekali lagi, Aku tak mempunyai keberanian untuk sekedar menemani istriku melahirkan. Hanya menunggu dibalik pintu sambil terus berdoa atas kelancaran proses kelahirannya. Rasa syukur AKu panjatkan tatkala terdengar tangisan dari dalam ruang bersalin. Terima Kasih Kepada Gusti Allah yang telah memberi amanah.

Seperti Kakaknya, bersama istri bersepakat bahwa perempuan mungil ini mesti memakai nama jawa, dimana darah mengalir dari leluhur sebelumnya. Keinginan mewujudkan rasa adil terwujud hingga jumlah huruf nama anak. Harus berjumlah 17 seperti kakaknya. Akhirnya menyisipkan satu huruf selayaknya ejaan lama agar klop. Maka kemudian kami memilih nama BUMI DJEMBAR WIGATI.

Di dalam kegundahan Aku dan istri mempunyai harapan ba
hwa apa yang ada di bumi ini adalah rejeki yang harus diupayakan dan diperjuangkan. Harapan penuh keyakinan mewujud dalam diri anak kedua. Bumi adalah sumber kehidupan yang memberikan penghidupan untuk segala mahkluk yang tinggal diatasnya. Begitu luas hingga tak perlu lagi kuatir kita akan kekurangan. Namun mesti berhati-hati dalam mengelola dan memanfaatkannya.

Anakku engkau adalah doa dan amanah yang Allah titipkan kepada Bapak dan Ibumu. Jadilah Anak yang berbakti dan bermanfaat bagi siapapun. Jagalah hidup dan Alam ini dengan sebaiknya seperti tatkala Yang Kuasa menciptanya.

Bapak dan Ibu selalu mencintaimu..

1 Komentar

Bapak Tua Penjual Kerupuk

Minggu terakhir bulan Sya’ban biasanya diramaikan dengan ritual nyadran. Ziarah kubur sebelum ramadhan bagi sebagian kalangan menjadi sebuah ritual wajib, karena mereka percaya bahwa arwah yang mati pulang kerumah masing-masing,  perlu di jemput. Bahkan kadang-kadang ada yang memberikan sesaji yang di letakkan di depan pintu rumah sebagai tanda sambutan.

Saya pun tak ketinggalan, namun bukan karena ingin menjemput arwah yang sudah meninggal. Hanya ingin mendoakan bapak mertua dan silaturrahmi ke keluarga istri. bertiga sore itu kami berangkat. Saya, istri dan  anak kami ibenk menuju makam bapak, tak lupa kami mampir sebentar di penjual bunga di seputaran alun-alun Juwana. Kami membeli 4 buah bunga, untuk mama, Bapak dan Mbah Kakung. Satu lagi untuk Mbah putri yang seorang Nasrani. Semua kami doakan,soal sampai atau tidak nya doa tersebut biarlah Sang Pencipta yang mengurusnya.

Pada saat membeli bunga, pandangan ku tertuju kepada lelaki tua yang memanggul dua keranjang yang terlihat berat. Pakaiannya lusuh dan kulitnya legam menempel debu jalan yang sedang diperbaiki. Syahdu melihatnya berjalan menyusuri pinggir jalan terbungkuk-bungkuk menahan beban di pundaknya. Ingin kupanggil namun jarak yang agak jauh serta deru kendaraan, memaksa untuk mengurungkan niatku sementara waktu. Setelah istri berbelanja bunga untuk keperluan nyadran, Aku nyatakan niatku untuk sedikit berbagi rejeki dengan Bapak tua pemanggul keranjang tadi.

Sengaja kendaraan Saya perlambat untuk mencari bapak tua tadi, mungkin masih ada di sekitar alun-alun Juwana.Tak lama kemudian Bapak tua yang Saya cari tadi ketemu, sedang duduk di dekat toilet umum sebelah timur alun-alun Juwana. Kendaraan Saya dekatkan di tempat Bapak tua tadi beristirahat. Istriku tanpa menunggu komando segera memanggil bapak tua itu sambil membuka tas untuk mengeluarkan uang sebagai niat untuk bersedekah. Bapak tua  itu bergegas menghampiri serta memanggul keranjang yang ternyata berisi kerupuk udang mentah yang sudah dalam kemasan plastik. Saat melihat istriku mengulurkan uang dan memberi isyarat bahwa ingin bersedekah bapak tua itu langsung berbalik. Kaget kami berdua melihat respon bapak tua itu. Beliau menolak uluran sedekah kami. Kami panggil lagi namun beliau tetap menolak dan berjalan menjauh.

Baru setelah kami sampaikan akan membeli kerupuknya beliau baru berhenti berjalan dan menghampiri kami lagi. Beliau mengambil 2 pak kerupuk didalam keranjangnya. Sambil berkata kepada kami “wong nek iseh kuat angkat junjung ugak pareng njaluk-njaluk.aku iseh iso goleh duit” dalam bahasa indonesia berarti “orang yang masih kuat bekerja tidak pantas untuk meminta-minta/menerima bantuan.Saya masih bisa cari duit (dengan bekerja)..PLAKKK!!!…serasa kepala ini di tampar mendengar perkataan beliau. Segera saya ucapkan maaf  kepadanya dan menjelaskan bahwa kami tidak bermaksut merendahkan beliau.

Tamparan yang nyata bagiku atas kejadian tadi. Orang setua itu tak serenta yang aku pikirkan. Masih mampu berusaha dan pantang untuk di kasihani.Seandainya manusia di Indonesia mampu dan mau bersikap selayaknya bapak tua penjual kerupuk. mungkin tak ada lagi razia di perempatan jalan. tak ada lagi program BLT atau BLSM yang memantik konflik antar warga.

Maaf Bapak tua…kami sempat menyinggung perasaanmu..biar kami cari penggantimu yang lebih pantas mendapatkan.

, , , , ,

6 Komentar

Belajar Menjadi Serba Bisa

Tempaan keras di tempatku bekerja pertama kali menjadi sangat berguna saat ini. Pernah menjadi tukang fotocopy, bagian gudang, Bagian Logistik, supervisor hingga menjadi seorang manager. pernah pula menjadi konsultan cafe n karaoke. kemudian terjun bebas menjadi pedagang jajanan kecil dan sales air mineral…Semua itu menjadi guru yang sangat luar biasa bagiku.

Pekerjaanku yang sekarang menuntutku menjadi pribadi yang dinamis dan serba bisa. atau lebih tepatnya dipaksa bisa. beragam permasalahan pekerjaan yang datang harus mampu aku selesaikan. Hingga suatu saat datang pekerjaan datang dengan permasalahan yang berbeda- beda pada waktu yang hampir bersamaan. ahh Rasanya ingin membelah diri untuk bisa segera menyelesaikannya. Mereka yang datang kadang tak mau mengenai hambatan mengenai permasalahan yang ada. karena kadang kala yang mereka tau hanya kata HARUS dan SAAT INI.

Saya menyadari banyak dari mereka datang dari tingkat sosial dan sumber daya yang masih kurang. yang mana tak punya lagi tempat untuk bergantung dan menaruh harapan. Sehingga dimata mereka akulah satu-satunya yang bisa dan mampu bagi tempat mereka bergantung dan menaruh harapan.Semuanya aku jalani dengan penuh suka cita, keihlasan dan kekeluargaan. Meskipun kadangkala rasa empati tersebut tak berbanding lurus dengan apa yang aku terima. Masih ada saja yang berprasangka buruk dan mengambil kesempatan demi kepentingan pribadi. Keadaan ini tak jarang menimbulkan friksi antara saya dan istri. Namun itulah dinamika dalam memimpin.

Namun dengan perjalannya waktu Saya berkeyakinan bahwa masyarakat akan mampu secara mandiri tanpa harus selalu bergantung dan pasrah bongkokan . peran Saya hanya menjadi fasilitator dan pengambil resiko dari setiap kebijakan demi kebaikan dan kepentingan masyarakat yang lebih banyak.

Terima kasih kepada wargaku yang telah mengajari untuk menjadi serba bisa dengan menerima keterbatasan yang ada..I LOP U

 

, , , , , , , , , , ,

1 Komentar

14 JAM MENUJU JAKARTA..

KJL Gallery : mbah sapon

mbah sapon

Kamis, 17 juli 2009.pukul 15.30 WIB
Berlima kami berangkat ke Jakarta.misi utama sebenarnya adalah sebagai penunjuk jalan sekaligus sopir cadangan bagi keluarga temenku yang akan musyawarah menentukan tanggal perkawinan. Duduk di belakang setir kemudi kakak no 3,aku duduk disebelahnya berlaku sebagai navigator.dibangku belakang ibu temenku dan disebelahnya adalah wanita yang sudah sepuh ( tua ) yang oleh keluarganya merupakan sesepuh yang patut di turuti semua nasehatnya.

Baca entri selengkapnya »

, , , ,

Tinggalkan komentar

Refleksi 3 tahun ( pemerintahan desa )

Tak terasa sudah separoh perjalanan dalam aku membawa amanah ini.3 tahun telah berlalu dengan banyak perubahan yang terjadi di Desa kami. 3 pilar yang dulu kami sampaikan untuk membangun Desa Jatimulyo menuju yang lebih baik sudah dilaksanakan meskipun masih jauh dari kesempurnaan. Pembangunan infrastruktur sebagai pilar yang pertama telah terealisasi seperti pembangunan jalan sepanjang 6 km, pembangunan talud sepanjang 1 m, selokan sepanjang 3.5 km dan pembangunan lapangan sepakbola.kesemuanya menghabiskan dana dalam kisaran 1 milyar.

Baca entri selengkapnya »

, , ,

Tinggalkan komentar